Senin, 26 November 2012

13 September 2012 at Drini Beach

Raut muka yang nampak gembira..suasana pagi yang menyejukkan...semakin indah ketika kita berfoto bersama ditepian pantai yang menjadi saksi keceriaan dan kebersamaan antaraku dan teman-temanku di Pendidikan Biologi 2010..
saat pagi menyapa...ketika mata masih enggan untuk terbuka..maka saat itu pula saa asyik untuk berfoto ria di pantai drini. Dua tahun lalu ketika kami PBIO 2010 Inisiasi disana. Berjumpa, bertatap, dan saling mengenal satu sama lain untuk selanjutnya menjadi keluarga baru disini. Lima semester telah berjalan suka-duka-tawa dan canda telah dilalui. Kadang terselip probematika yang perlahan-lahan menemui problem solvingnya. Semua melebur menjadi satu PBIO 2010...Tempatku, menuntut ilmu, mencari gelar sarjanaku yang pertama kalinya. Disini ku belajar hidup mandiri, belajar tentang arti menghargai, belajar semua arti kehidupan. Dan kelak akan berguna untuk masa depan yang selalu menjadi misteri.

Saat menyenangkan ini akankah terulang kembali ??? setelah pantai itu kini mulai terjamah akan keramaian dan keasriannya perlahan-lahan mulai terlupakan...

Sabtu, 24 November 2012

Pertanian Berkelanjutan ( Sustainable Agriculture)


Di Indonesia mayoritas masyarakatnya masih menggunakan system pertanian yang kompensonal, yaitu pertanian yang mengutamakan kualitas hasil dan produksi, sehingga pada prosesnya tentu kita sering mendengar kata pestisida bukan ?
 
Yah, pestisida adalah yang paling sering digunakan oleh para petani di Indonesia untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman pertanian mereka. Tanpa disadari hal ini dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi lingkungan, yang meliputi tanah, air , udara bahkan hasil tanaman itu sendiri mencakup buah, biji, batang, daun, dll mengandung pestisida. Apakah dengan hal ini kita tidak berpikir mengenai keberlangsungan hidup dimasa yang akan dating ?

Hal yang sangat diharapkan dari munculnya system pertanian berkelanjutan adalah para petani dan masyarakat dapat mengetahui tentang dampak dan keberlanjutan dari proses pertanian yang selama ini telah diterapkan dan digunakan secara luas.

Yang menjadi titik berat dari system pertanian ini adalah keberlanjutan. Berlanjut dalam hal ini berarti dapat dilaksanakan seterusnya, berlanjut pula secara ekonomi artinya dalam system pertanian ini petani mendapatkan keuntungan sehingga petani mau untuk bertani.  Sehingga disini akan terciptanya keselarasan dalam system ini. Sehingga pertanian ini dapat dilakukan bukan hanya kita (pada saat ini) juga bisa dilakukan oleh anak cucu kita kelak.

Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria. Pertanian berkelanjutan merupakan tahapan penting dalam menata ulang struktur agraria dan membangun sistem ekonomi pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi dalam kerangka pembaruan agraria.
Menurut Gips, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat sbb:
  1. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri
  2. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya
  3. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain
  4. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada
  5. Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.

Salah satu alasan mengapa harus berlanjut adalah pengalaman selama ini dimana input tinggi telah menyebabkan degradasi lahan secara nyata. Sebagai contoh penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan resurgensi, resistensi dan munculnya hama penyakit sekunder.

Penggunaan pupuk yang berlebihan malah menyebabkan pertemubuhan vegetatif yang tak diinginkan dan di daerah hilir menyebabkan eutrifikasi (suburnya perairan akibat akumulai hara oleh aliran air). Lahan sebagai penopang utama telah rusak, maka akan sangat mahal biaya yang harus dikeluarkan dan dimasa yang akan datang anak cucu hanya ditinggali barang sisa kurang bermutu. Pada hal harapakn kita semua generasi yang akan datang harus lebih baik daripada generasi saat ini.

Langkah yang bisa ditempuh adalah pertama meningkatkan kesadaran pertanian berkelanjutan. Kedua setiap pihak yang berkait dengan pertanian melaksanakan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Ketiga dukungan konsumen yang tidak mengkonsumsi produk pertanian yang tidak ramah lingkungan.

Langkah operasional yang bisa dilaksanakan adalah : melaksanakan pengolahan tanam minimal, sebanyak mungkin menggunakan pupuk organik, melaksanakan pengendalian hama penyakit dengan bahan yang ramah lingkungan.

Sumber :



Minggu, 11 November 2012

Konservasi Tanah dan Air pada Perkebunan Kelapa Sawit


a.             Konservasi Tanah dan Air
               Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
               Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
               Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada  sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakankonservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air. (Sumber: Sitanala Arsyad (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press).
               Secara singkat konservasi tanah dan air atau sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah, kuantitas  dan kualitas air. Apabila tingkat produktivitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang. Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana kemiringan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan tanah yang disebut dengan system cropping.
b.             Metode Konservasi Tanah dan Air
Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah akan menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a.      Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).
Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.
Penggunaan sisa tanaman untuk konservasi tanah dapat berbentuk mulsa atau pupuk hijau. Dengan mulsa maka daun atau batang tumbuhan disebarkan di atas permukaan tanah, sedangkan dengan pupuk hijau maka sisa-sisa tanaman tersebut dibenamkan ke dalam tanah (Arsyad, 1989).
Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1.      Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2.      Tahan terhadap pangkasan.
3.      Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4.      Mampu menekan tanaman pengganggu.
5.      Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok.
6.      Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
7.      Tidak berduri dan bersulur yang membelit.
Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), cara vegetatif lainnya adalah:
1.      Tanaman dengan lajur berselang-seling, pada kelerengan 6 – 10 % dengan tujuan:
·         Membagi lereng agar menjadi lebih pendek.
·         Dapat menghambat atau mengurangi laju aliran permukaan.
·         Menahan partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran permukaan.
Tipe-tipe tanaman lajur berseling adalah:
·         Countur strip cropping, adalah penanaman berselang berdasarkan garis kontur.
·         Field strip cropping, digunakan untuk kelerengan yang tidak bergelombang dengan jalur dapat melewati garis kontur, tetapi tanaman tidak melewati garis kontur.
·         Wind strip cropping, digunakan pada lahan yang datar atau kelerengan yang tidak tajam dengan jalur tanaman tegak lurus arah angin, sehingga kadang-kadang arah alur searah dengan kelerengan.
·         Buffer strip cropping, adalah lajur tanaman yang diselingi dengan lajur rumput atau legume sebagai penyangga.
2.      Menanam secara kontur (Countur planting), dilakukan pada kelerengan 15 – 18 %
dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan meresapnya air sehingga run off berkurang.
3.      Pergiliran tanaman (crop rotation).
4.      Reboisasi atau penghijauan.
5.      Penanaman saluran pembuang dengan rumput dengan tujuan untuk melindungi saluran pembuang agar tidak rusak.

b.      Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.

c.       Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
·         Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif.
·         Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat.
·         Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.

c.              Konservasi Tanah dan Air yang ada di daerah saya
Dalam paper kali ini akan saya bahas mengenai konservasi tanah dan air pada perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang dibudidayakan di daerah Ketapang Kalimantan Barat. Didalam budidaya tanaman kelapa sawit, kegiatannya meliputi pembukaan lahan/ kebun atau Land Clearing (LC), teknik pembibitan dan pemeliharaannya, kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit di TBM (tanaman belum menghasilkan) dan TM (tanaman menghasilkan) hingga pemanenan TBS (tandan buah sawit. Konservasi tanah dapat dilakukan dengan cara memupuk tanaman dengan pupuk organik maupun kimia untuk menambah kesuburan tanah, sedangkan sistem perairannya meliputi sistem irigasi di daerah perkebunan kelapa sawit itu sendiri, diantaranya :
1.      Sistim irigasi manual
2.      Sistim irigasi semi manual
3.      Sistem irigasi tabung dengan selang plastik berlubang (kirico) yang bertekanan.
4.      Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam

Usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun sebagian besar terdiri dari tanah mineral podsolik merah kuning (48,1%), tanah berpasir (33,6%) dan tanah gambut (17,5%). Afdeling OS memiliki topografi relatif datar sedikit bergelombang dengan lereng 1-3%. Tanah mineral pada kebun ini memiliki keterbatasan daya resap air serta tingginya aliran permukaan dan erosi tanah. Sementara diketahui bahwa kesuburan tanah sebagian besar berada pada lapisan atas yang mengandung bahan organik. Jika lapisan tanah bagian atas mengalami erosi, tanah tersebut akan menjadi miskin hara. Sebagian kondisi tanah pada kebun merupakan tanah berpasir, sehingga sangat sulit untuk menyerap air. Pada lahan gambut, faktor yang mempengaruhi adalah kandungan unsur hara serta keadaan drainase kebun.

Sistem pemupukan bertujuan untuk meningkatkan pasokan hara tanah serta memperbaiki sifat fisik tanah tersebut. Menurut Atmojo (2003), bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Kondisi tanah berpasir pada sebagian tanah mineral akan sangat efektif bila diaplikasikan bahan organik pupuk kandang ini. Pemberian pupuk kandang pada tanah berpasir akan meningkatkan pori berukuran menengah serta menurunkan pori makro. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air. Selain dengan cara pemupukan juga dapat dilakukan dengan menggemburkan tanah dengan alat berat seperti traktor dll.
 
Sedangkan untuk sistem pengairan dan konservasi airnya meliputi kecukupan kebutuhan air bagi tanaman bergantung pada kondisi tanaman, tanah, dan iklim. Perhitungan kecukupan air tanaman kelapa sawit untuk tujuan praktis di lapangan dapat dilakukan dengan asumsi umum yaitu bahwa keseimbangan air merupakan jumlah air dari curah hujan ditambah dengan cadangan awal air dalam tanah kemudian dikurangi dengan evapotranspirasi (Darmosakoro et al.,2001). Selain air didapat dari curah hujan, ada hal lain yang sengaja dibuat untuk mempertahankan air diarea perkebunan kelapa sawit, yaitu dengan dibuatnya suatu bentuk parit-parit yang dapat menunjang sistem perairan disekitar lahan. 

d.             Sumber
Anonym, 2012. Dalam http://dishutbun.kayongutarakab.go.id/?page_id=186. Diakses pada tanggal 12 November 2012.
Wikipedia, 2012. Dalam  wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ketapang. Diakses pada tanggal 12 November 2012.

 Lampiran
Pembuatan Parit
Penggemburan tanah menggunakan alat berat
Kondisi Perkebunan Kelapa Sawit

Penggunakan Mulsa
  Penggunaan Mulsa