ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI TERINSPIRASI
DARI SEBUAH FILM “HOME”
Bumi
pada awalnya merupakan kumpulan debu, asap yang kemudian membentuk atmosphere yang
menyelimuti bumi. Manusia atau yang familiar dikenal sebagai Homo sapiens merupakan hasil turunan
dari generasi-generasi kehidupan terdahulunya. Mereka muncul sekitar 4 milyar
tahun yang lalu di muka bumi ini.
Kita
telah mengetahui bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluknya yang paling
sempurna, bagaimana tidak ? manusia memiliki akal budi, pikiran, perilaku, dan
otak yang terus berkembang. Dengan hal-hal tersebut bukan hal sulit bagi
manusia untuk merubah isi tatan bumi yang telah diatur sebagaimana mestinya
sejak milyaran tahun yang lalu.
Nah,
baiklah kali ini kita akan mengulas tentang bagaimana bumi ini tercipta dan
bermulanya sebuah kehidupan didalamnya.
Sekitar
4 milyar tahun yang lalu, keadaan bumi sangat panas seperti layaknya sebuah
tungku untuk memasak. Kumpulan debu, asap semuanya bercampur menjadi satu yang
kemudian membentuk suatu lapisan yang menyelimuti bumi yang dikenal dengan
atmosphere. Perlahan-lahan panas bumi menurun dan mengadakan kondensasi (proses
pendinginan) untuk selanjutnya prose situ berlangsung pada kurun waktu yang
lama hingga menghasilkan kerak bumi (lapisan bumi yang paling luar). Yang
berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk padat disebut
litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut di huni oleh berbagai jenis makhluk
hidup yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup
itu kita sebut biosfer. Tempat kita Homo
sapiens saat ini tinggal. Semua proses itu berlangsung secara alami,
seimbang dan mengagumkan. Jauh dari kekhawatiran akan mengganggu kehidupan organism
lainnya.
Bumi
telah terbentuk. Meskipun belum sempurna namun proses alami itu akan terus
berlanjut hingga satu per satu organisme mengisi didalamnya. Maka pertanyaan yang
timbul adalah dari mana dan kapankah makhluk-makhluk hidup itu datang atau
timbul di bumi kita ini ? Bagaimana pula ia dapat menjadi begitu banyak dan
beraneka ragam ?
Setelah
daratan, udara, dan tanah terbentuk. Maka yang menjadi pertanyaan selanjutnya
adalah organism/makhluk hidup yang seperti apa yang akan menghuni bumi ini. Sebut
saja Archaebacteria. Archaebacteria merupakan
organism pertama yang muncul di muka bumi. Bias dikatakan sebagai organisme single cell yang mengolah makanan dari
sumber panas bumi atau memanfaatkan energy cahaya matahari yang sangat melimpah
keberadaannya di bumi ini. Namun, sekarang kita lebih mengenal archaebacteria
ini sebagai bakteri purba. Nah, bias terbayangkan bukan, makhluk hidup yang
pertama kali menghuni bumi ini ternyata dari jenis bakteri. Selanjutnya seiring
berjalannya waktu, muncul yang namanya Cyanobacteria.
Masih satu jenis dengan archaebacteria. Namun, Cyanobacteria tau yang biasa
dikenal dengan ganggang hijau-biru merupakan cikal bakal terbentuknya
spesies-spesies organisme baru. Cyanobacteria adalah nenek moyang tumbuhan. Dengan
sifat utama tumbuhan adalah autotrof, maka Cyanobacteria inipun bersifat
autotrof atau mampu mengolah adan mensintesis makanannya sendiri. Dengan memanfaatkan
zat hijau yang dimilikinya serta cahaya matahari, Cyanobacteria mampu mengolah
makanannya dan bertahan hidup.
Selanjutnya,
mari kita lihat apa yang terjadi pada lingkungan air kita. Tepatnya di laut dan
samudra serta pesisir pantai. Yaah. Koral mulai terbentuk. Sekelompok algae dan
karang membentuk koral. Bagaimana bisa ? mari kita lihat.
Terumbu
karang terbentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk
sederhananya, karang hanya terdiri dari satu polip yang memiliki bentuk tubuh
seperti tabung, dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi
tentakel. Namun, pada kebanyakan spesies, satu individu polip karang akan
berkembang menjadi banyak individu, yang disebut koloni. Hewan itu memiliki
bentuk unik dan warna beraneka rupa, serta berbagai spesies algae dapat
menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat untuk berbagai spesies
tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum
diketahui.
Waktu
terus berjalan, dan proses penyempurnaan bumi beserta isinyapun semakin
kompleks. Tercipta berbagai macam makhluk hidup. Mulai dari Tumbuhan tingkat
rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi, mulai dari hewan avertebrata hingga
vertebrata. Begitu juga dengan evolusi manusia yang selanjutnya akan sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan dimuka bumi ini. Tak lama
kemudian Homo sapiens muncul. Sebagian
besar para ilmuwan berpendapat bahwa manusia hidup sekitar 2 juta tahun yang
lalu. Tetapi manusia barangkali berawal dari perkembangan leluhurnya yang hidup
pertama kali 4 juta tahun yang lalu. Leluhur manusia adalah Lucy. (Berdasarkan
pemahaman kuliah Evolusi)
Tanah
merupakan komponen utama tempat menempelnya berbagai organisme, tanpa
terkecuali manusia beserta generasi-generasinya. Tanah sangat berperan penting
bagi kelangsungan hidup serta keseimbangan ekosistem di bumi ini. Di tanah ada organism
pengurai yang siap merombak kembali berbagai bahan-bahan sisa yang sudah tak
dibutuhkan organism lainnya. Hasil rombakan inilah akan menghasilkan lapisan
yang subur karena banyak mengandung humus. Sehingga disinilah mulai tercipta
suatu metode pertanian pertama atau revolusi pertama yang diciptakan oleh
manusia, yaitu agrikultur
(pertanian). Melalui revolusi pertama manusia inilah selanjutnya akan banyak pula
perubahan yang diciptakan manusia berkaitan dengan kehidupan dibumi.
Di
Negara Amerika misalnya, merupakan Negara metropolis pertama yang berhasil
membuat gedung-gedung pencakar langit serta kemajuan berbagai bidang dengan
sangat pesat. System pertanian di Amerika tidak lagi manual menggunakan tangan
manusia, malinkan tenaga manusia disulap menjadi berton-ton alat berat
penunjang system penanaman dan irigasi dari sektor pertaniaan tersebut. Lading-ladang
kedelai dimaksimalkan produksinya untuk pasokan makanan hewan peternakan
diseluruh dunia, mengingat kebutuhan akan daging semakin meningkat.
Contoh
lain adalah Negara Dubai. Meskipun tidak memiliki lahan area daratan yang
mencukupi, namun Negara ini mampu menjadi Negara yang sangat maju belakangan
ini. Bagaimana tidak ? Negara ini mampu menciptakan pulau buatan yang menjadi
daya tarik tersendiri bagi yang melihat serta mengubah system perairan dimana
daerahnya yang dipesisir pantai sangat sulit mendapatkan air yang bersih untuk
sumber minum. Namun mereka mampu merubah air laut asin menjadi air minum untuk
konsumsi warganya. Tak dapat dipungkiri manusia sangat konsumtif. Itu merupakan
sifat alamiah dimana kesadaran untuk mempertahankan hidupnya sangat tinggi. Itu
insting naluriah. Namun, bukan berarti karena sifat itu manusia tak ingat lagi
bahwa masih ada kehidupan disekelilingnya yang perlu diperhatikan juga
Perubahan
bumi terus berlanjut, namun bukan menjadi lebih seimbang antar komponen
penghuninya, tetapi malah didesign menurut kehendak manusia (Homo sapiens) sebagai makhluk yang
katanya berakal sebagai penguasa seluruh isi bumi ini. Kini bumi tak lagi
seimbang seperti sedia kala. Air laut masuk ke pemukiman warga dan merusak
sumber air minum warga, hal ini dikenal dengan fenomena Megatroly. Sedangkan didaerah kutub salju abadi tak lagi setebal
dahulu. Beruang terancam tak punya tempat tinggal. Lebih mirisnya lagi tanah didaerah
beriklim dingin sepanjang tahun menjadi beku terus karena kondisi semakin
dingin, dikenal sebagai peristiwa Permafrost.
Coba
kita membayangkan apa yang terjadi pada tahun 2025 yang akan dating jika hal
semacam ini tak kita hentikan segera. Manusia yang memulai mengusik
keseimbangan alam maka manusia pula yang harus memperbaikinya. Kita tak punya
waktu sedikit. Dengan membayangkan tiap tahun permukaan air laut naik 20 cm,
tidakkah mengerikan bahayanya terhadap generasi kita nanti. Pulau-pulau kecil
terancam tenggelam. Temasuk keberadaan kita para Homo sapiens.
Perubahan
iklim serta pemanasan global yang mulai terasa dewasa ini merupakan salah satu
efek yang significant bagi perubahan kondisi bumi kita saat ini. Semua itu
karena dampak yang telah kita lakukan pada bumi ini. Tidak menutup kemungkinan
kondisi bumi semakin memburuk jika kita tak segera sadar. Sadar akan posisi
kita, akan tugas kita serta perbuatan kita pada bumi ini. Namun, semoga
matahari yang merupakan sumber utama kehidupan masih mau berbaik hati pada kita
untuk tetap memberikan cahayanya agar bumi ini tak gelap dengan segala problema
yang menerpanya kini dan nanti.